Jumat, 14 Juni 2013

SEDIKIT TENTANG KILASAN ABAD KE-3 Sampai KE-4


Invasi kaum barbar dan kemelut kekuasaan Romawi mengakibatkan krisis yang parah pada abad ke-3. Meskipun demikian, pada abd ke-4 Gaule muncul kembali dengan cemerlang. Aka tetapi gelombanga invasi kaum barbaryang kembali terjadi mempercepat perubahan yang dialami dunia Goulois dengan munculnya kerajaan-kerajaan barbar pada abad ke-5.

Setelah masa-masa awal krisis dibawah pemerintahan Marcus Aurelius dan Commodus, Gaule menemukan kembali kemakmurannya dibawah dinasti Severus (193 – 235 M). akan tetapi kestabilan tersebut terhenti akibat gelombang invasi yang dilakukan secara tiba-tiba oleh suku bangsa Germania. Akibatnya Gaule hancur dan menderita, tetapi sekaligus juga mengalami peruahan mendasar. Namun sekali lagi kaum barbar menghentikan kemunculan Gaule pada abad ke-4.

                                    Krisis pada abad ke-3

Abad ke-3 merupakan masa krisis bagi seluruh dunia Romawi. Penyebab dan kejadianya sangat Kompleks dan sering kali belum di ketahui dengan jelas, tatapi bagi Gaule, salah satu fakta yang sedah dapat dipastikan adalah  gelombang invasi besar-besaran yang dilakukan oleh suku-suku Germania.

Gelombang invasi

Suku bangsa Germania yang menempati wilayah perbatasan dekat sungai Rhein sejak awal Kekaisaran Romawi, merupakan ancaman yang permanen, dangan sangat sulit dibendung oleh benteng-benteng pertahanan limes. Kemudian datang pula kelompok-kelompok baru yang semakin memperberat tekanan terhadap wilayah Gaule. Di Timur, orang Gots dan Vandales menghancurkan Romawi timur, di barat orang Frank dan Alamans menyebrangi sungai Rhein mulai tahun 253. Invasi tersebut merupakan perampokan dan perampasan harta orang Gaulois. Perjalanan yang mereka tempuh dapat di tandai dengan sejumlah harta karun berupa mata uang yang disembunyikan di dalam tanah oleh orang Gaulois. Tiga gelombang besar invasi memporak-porandakan penduduk Gaule. Dari tahun 253 sampai 254 dan pada tahun 256, orang Frank dan Alamans menghancurkan bagian utara Gaule. Situasi bertambah genting antara tahun 259 dan tahun 262, yaitu ketika orang Germania mengikuti lembah sungai Saone dan Rhone sampai ke wilayah selatan. akan tetapi invasi yang paling mengerikan adalah yang terjadi pada tahun 275 sampai 277: seluruh wilayah Gaule mengalami pengerusakan dan perampokan oleh orang Frank dan Alamans. Di perkirakan lebih dari 60 kota rusak dan hancur. Daerah pedesaan dibinasakan villas dibakar. Pada waktu yang sama bajak-bajak laut juga menghancurkan pantai Armorique. Meskipun harus di akui bahwa sumber-sumber sejarah cenderung memberikan gambaran yang gelap dari masa itu, pada kenyataanya jarang sekali Gaule mengalami situasi yang demikian mengerikan. Apa yang dapat dilakukan penduduk menghadapi ancaman seperti itu?

Kekaisaran Gaule (260-274)

Para kaisar Romawi berulang kali mencoba melawan serangan orang Germania. Pada tahun 256, kaisar Gallienius datang sendiri ke Koln untuk mengatur pertahanan yang ia percayakan kepada putranya Saloninus. Akan tetapi putranya itu tidak mempunyai kemampuan untuk mengatur dan memimpin sehingga tentara yang ada di Rhein memproklamirkan salah seorang pemimpin mereka yang berasal dari bangsa Gaulois, Postumus menjadi kaisar pada tahun 260. Maka lahirlah kekaisaran Gaule.
Pada kenyataanya , kekaisaran Gaule tidaklah menentang kekuasaan Roma, melainkan ingin mengambil alih kekuasaan pusat yang di nilai tidak efektif. Postumus kemudian membentuk sebuah senat dan menata kekaisarannya. Ia mencetak uang logam dan beberapa pada uang logam itu gelarnya dicantumkan sebagai restitutor Galliarum, yaitu pendiri Gaule kembali. Memang benar ia berhasil melindungi Gaule sampai ia terbunuh pada tahun 268.
Para penerusnya kemudian terpaksa melawan Roma yang berkeinginan mengambil kembali propinsi-propinsi Gaulois. Sebenarnya sejumlah kota di Gaule masih setia kepada kekuasaan pusat, yaitu Roma. Oleh sebab itu victorin, pengganti Postumus mengobrak-abrik kota Autun. Akhirnya kaisar Aurelianus berhasil mengalahkan kaisar Gaulois yang terakhir Tetricus, pada tahun 274, dan mengitegrasikan kembali Gaule kedalam ke kaisaran Romawi. Kaisar Probus-lah yang bertugas menghentikan gelombang terakhir invasi besar orang Germania di masa itu, persisnya tahun 277.

Gaule pada akhir abad ke-3


Kesan pertama yang diperoleh dari periode ini adalah seluruh negeri. Di daerah Autun kebun-kebun anggur tidak dapat diolah lagi, saluran pengairan di daerah-daerah pertanian sungai Saone tidak dapat digunakan. Kotanyapun hanya tinggal onggokan puing-puing bangunan yang telah rubuh. Di beberapa daerah seperti daerah Somme, dari penggalian Arkeologis diketahui bahwa Villas sudah lenyap. Dilain pihak, sejumlah orang barbar yang telah dikalahkan , atau mantan tawanan perang Gallia-Romawi yang bergabung dengan orang Germania pada akhirnya menetap sebagai pendatang didaerah propinsi dan dijuluki “Iete’’. Penempatan tersebut dapat membawa akibat yang serius, kerena memberi peluang pada kehadiran kelompok keturunan Germania didalam tubuh kekaisaran Romawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar