Sabtu, 15 Juni 2013

BANGSA SEMIT

Diantara dua keturunan bangsa semit yang masih bertahan saat ini, orang-orang keturunan Arab yang jumlahnya lebih banyak ketimbang keturunan Yahudi, telah melestarikan ciri khas fisik dan sikap mental Rumpun bangsa ini. Bahasa mereka, meskipun termaksud yang termuda diantara Rumpun bangsa Semit dari sisi Kesusastraanya, lebih banyak memuat keunikan bahasa asli Semit, termaksud iramanya, dibanding bahasa Ibrani dan bangsa serumpun lainya. karena itu bahasa Arab merupakan kunci penting untuk mempelajari bahasa-bahasa semit lainya. Agama Islam, dalam bentuk yang asli, juga penyempurnaan logis dari agama-agama Semit. di Eropa dan Amerika, kata " Semit" memiliki konotasi Yahudi, dan mengingatkan kita pada penyebaran orang yahudi kedua Benua itu. ''Karakteristik Semit" yang seringkali di rujuk, termasuk bentuk hidung yang Khas, sama sekali tidak ada hubunganya dengan Semit. karakteristik itu merupakan karakteristik yang membedakan orang yahudi dari Rumpun Semit lainya, dan jelas menggambarkan hasil pernikahan silang antara bangsa Hitti-Hurrian dengan bangsa ibrani.



      Alasan-alasan kenapa bangsa-bangsa yang berbahasa Arab, terutama suku-suku Nomad, dianggap Representasi terbaik dari rumpun semit, baik dari sisi Biologis, psikologis, sosial maupun Bahasa, bisa di telusuri dari keterasingan mereka secara Goegrafis dari keseragaman kehidupan padang pasir yang Monoton. karakteristik etnis mereka yang khas dibentuk oleh lingkungan yang keras dan terisolasi, misalnya yang terdapat dikawasan Arab bagian tengah orang-orang menyebut tempat tinggal mereka sebagai Jazirah al-Arab, "Pulau Arab", dan layaknya sebuah pulau, daratan itu dikelilingi oleh tiga laut di tiga sisinya dan oleh padang pasir di satu sisi lainnya. ''Pulau" ini menyajikan sebuah contoh yang unik tentang hubungan yang tidak pernah putus antara masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. jika ada sejumlah migrasi penduduk di kawasan lain yang memunculkan gelombang pemukim yang datang susul-menyusul saling menggantikan satu sama lain, seperti yang terjadi di India, Yunani, Italia, Inggris dan Amerika, maka sejarah tidak meninggalkan catatan apa-apa tentang migrasi yang terjadi di awal ini. sejarahpun tidak pernah mencatat adanya sekelompok penyerang yang berhasil menembus rintangan pasir dan membangun fondasi yang kokoh ditanah Arab. 
      
      bangsa Arab tampaknya tidak pernah berubah sepanjang sejarah. istilah semit berasal dari kata syem dalam bahasa latin Vulgate. penjelasan tradisional yang menyebutkan bahwa rumpun bangsa semit adalah keturunan anak-Nuh yang tertua, dan karena itulah secara Rasial mereka Homogen--tidak bisa lagi diterima. jadi, siapakah sebenarnya rumpun semit itu?

      jika kita merujuk pada peta perkembangan bahasa Asia barat, kita akan menemukan bahwa Suriah, Palestina, Arab Saudi, dan Irak, saat ini Didiami oleh orang-orang yang berbahasa Arab. jika kemudian kita kembali membaca sejarah kuno, kita akan ingat bahwa mulai pertengahan Millenium keempat sebelum Masehi, orang-orang Babilonia (pada awalnya disebut orang-orang Akkadia, sesuai dengan nama ibu kota mereka, Akkadu di Agade), Assyiria dan berikutnya orang-orang Kaldea menduduki lembah Tigris Efrat; setelah 2500 SM, orang Ameria dan Kana (termaksud orang-orang Phoenisia) menempati wilayah Suriah; dan sekitar 1500 SM orang-orang Aramia tinggal di Suriah, sedangkan orang-orang Ibrani mendiami daerah Palestina. hingga abad ke-19, masyarakat dunia belum menyadari bahwa bangsa-bangsa yang disebutkan di atas memiliki hubungan yang dekat. dengan berhasil diterjemahkanya tulisan Arab kuno pada pertengahan abad ke-19 dan dilakukannya kajian Komparatif tentang bahasa Assyiria, Babilonia, Ibrani, Aramaik, Arab dan Etiopia, kita menemukan bahwa bahasa-bahasa itu memiliki kesamaan yang menakjubkan dan kerenanya semuanya dianggap berasal dari rumpun yang sama. pada masing-masing bahasa itu kata kerjanya terdiri atas tiga Konsonan; hanya mengenal dua petunjuk waktu, yaitu telah dan sedang (dan akan); dan perubahan kata kerjanya mengikuti pola yang sama. Unsur-unsur kosakatanya, termaksud kata ganti orang, kata benda yang menunjukan hubungan keluarga, jumlah dan nama-nama anggota tubuh tertentu, memiliki kemiripan. penyelidikan institusi sosial dan kepercayaan agama serta perbandingan ciri fisik orang-orang yang berbicara dengan bahasa-bahasa itu juga memperlihatkan berbagai kemiripan yang mengesankan. dengan demikian, kesamaan bahasa itu tidak lain merupakan manifestasi dari kesamaan karakter kebangsaan mereka. hal itu misalnya bisa dilihat dari kedalaman naluri keagamaan, kegamblangan imajinasi, ketegasan individualitas, dan kekerasan sikap mereka. kesimpulanya sangat jelas:leluhur berbagai bangsa ini --Babilonia, Assyiria, Kaldea, Ameria, Aramia, Phoenisia, Ibrani, Arab, dan Abissinia-- sebelum mereka berkembang menjadi beragam bangsa, pasti pernah hidup pada suatu masa tertentu dan ditempat tertentu sebagai satu bangsa.

         Dimana tempat asal bangsa ini? terdapat Hipotesis berbeda yang diungkapkan para Sarjana. ada beberapa sarjana yang, dengan mempertimbangkan hubungan etnis yang demikian luas antara rumpun Semit Hamit , berpendapat tempat asal mereka adalah Afrika sebelah timur; yang lainya, karena terpengaruh oleh tradisi perjanjian lama, menyimpulkan bahwa Mesopotamia adalah tempat tinggal pertama mereka; tetapi pandangan yang memilih semenanjung Arab di dasarkan dampak kumulatif mereka, sebagai tempat asal mereka tampak lebih masuk akal. teori Mesopotamia dengan sendirinya gugur karna mengasumsikan sebuah bangsa yang muncul dari tahap kehidupan pertanian di pinggir sungai menuju tahap kehidupan Nomad, teori yang berlawanan dengan hukum sosiologi yang terkait dengan periodisasi sejarah. Teori Afrika justru memunculkan banyak pertanyaan bukan jawaban.

        Daratan di semenanjung Arab kebanyakan padang pasir dan hanya menyisakan sedikit daerah yang bisa di tinggali di sekitar pinggirannya, dan daerah itu semua di kelilingi laut. ketika jumlah penduduk bertambah melebihi daya tampung tempat, mereka harus mencari tanah baru. Tetapi mereka tidak bisa menyebar kebagian tengah daratan karena merupakan bentangan Gurun pasir, dan juga tidak bisa semakin kepinggir karena terhalang oleh lautan, hambatan yang pada masa itu tidak bisa dilalui. ledakan penduduk itu kemudian menemukan jalur terbuka di pantai sebelah barat semenanjung, yang mengarahkan mereka kesebelah utara dan bercabang kedua arah yang berbeda, yaitu semenanjung Sinai dan lembah Subur sungai Nil. sekitar 3.500 S.M., Bangsa Semit melakukan migrasi mengikuti rute ini. atau mengambil rute ke utara menuju Afrika timur. disana mereka bercampur dengan penduduk Hamit yang lebih dulu tinggal di Mesir. dari percampuran itu lahir bangsa Mesir. orang-orang Mesir inilah yang berhasil meletakan berbagai unsur peradaban kita yang paling Fundamental. merekalah yang pertama kali membangun hunian dari batu dan mengembangkan sistem kalender Matahari. pada saat yang sama, migrasi serupa juga mengarah ke utara dan membangun basis hunian di lembah Tigris-Efrat, yang sudah lebih dahulu dihuni oleh Masyarakat berperadaban Tinggi, yaitu bangsa Sumeria. Bangsa Semit tiba di lembah tersebut sebagai bangsa nomad Barbar, tapi kemudian belajar dari bangsa Sumeria, pendiri peradaban sungai Efrat, bagaimana cara membangun dan tinggal dirumah, bagaimana cara mengairi tanah, dan yang paling penting, bagaimana cara menulis. Bangsa Sumeria adalah bangsa non semit. Campuran kedua ras itulah yang melahirkan bangsa Babilonia, yang bersama-sama bangsa mesir telah meletakan pondasi kebudayaan manusia. diantara penemuan-penemuan lainnya, bangsa Babilonia telah mewariskan kita Struktur lengkungan (arch) dan lorong (vault) mungkin berasa dari bangsa Sumeria) kereta beroda, serta sitem timbangan dan ukuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar