BAGIAN II
Zhu Di masih berusia delapan tahun ketika tentara ayahnya memasuki Beijing, pada 1368. kekaisaran terakhir Mongol di China, Toghon Temur, meninggalkan kota dan melarikan diri ke utara ke padang rumput, jantung kota Mongol. Zhu Yuanzhang mendeklarasikan lahirnya Dinasti baru, Ming, dan menyatakan dirinya sebagai kaisar pertama dengan mengambil alih gelar Dinasti Hong Wu. Zhu Di bergabung dengan pasukan kavaleri China dan membuktikan dirinya seorang prajurit pemberani dan terampil. pada usia dua puluh satu tahun ia dikirim untuk bergabung dalam menentang kekuatan Mongol yang masih menguasai Propinsi pegunungan Yunnan di barat daya, yang membatasi Tibet dengan Laos modern. pada 1382, ia diperintahkan untuk menghancurkan Kunming, sebelah selatan pegunungan berawan (Cloud Mountains), yang merupakan daerah sisa kekuatan bangsa Mongol. setelah kota dapat diambil alih, bangsa China membunuh seluruh tentara dewasa dan mengebiri para tawanan yang belum mencapai usia puber. ribuan anak muda bangsa Mongol mengalami penderitaan pada penis dan testikel mereka. banyak kematian dan stres karena penyakit, orang-orang kasim (para lelaki yang di kebiri) yang bisa bertahan hidup harus mengikuti wajib militer sebagai tentara atau dijadikan pelayan kekaisaran.
orang-orang kasim bekerja sebagai 'pekerja kasar di istana, yang menjaga dan mengawasi para selir' untuk para penguasa di seluruh wilayah dunia kuno, di Roma, Yunani, Afrika utara, dan banyak wilayah Asia. para kasim itu memainkan peranan yang penting sepanjang sejarah Bangsa China. Herannya, mereka amat loyal kepada kaisar yang telah mengesahkan pengebirian mereka. para kasim telah ada sejak kurang lebih delapan abad sebelum Masehi, sebanyak 70 ribu orang di pekerjakan di dalam dan sekitar ibu kota. hanya laki-laki tanpa alat kelamin saja yang di perbolehkan bekerja sebagai pelayan pribadi kaisar dan menjaga para anggota keluarganya yang perempuan, serta menjaga tempat tinggal yang dihuni para selir kaisar di ' Great Within', di dalam pintu istana. kaisar memelihara ribuan selir untuk dua tujuan yakni, sebagai simbol kekuasaanya dan untuk menjamin sejumlah laki-laki pewaris tahta di tengah tingginya angka kematian bayi; karena menjamin kelanjutan Dinasti dan penyembahan terhadap leluhur merupakan bagian yang penting dalam ritual kebudayaan China. para lelaki yang bukan kasim, meskipun kerabat kaisar dan para selir, di buat menderita setengah mati karena di jauhkan dari wilayah tempat tinggal para wanita. tidak adanya lelaki subur memastikan bahwa anak siapapun yang lahir dari para selir adalah anak kaisar sendiri.
para kasim juga membantu memelihara aura kesucian dan kerahasian yang melingkupi tahta kekaisaran, para dewa menganugrahkan sebuah ''Mandat Tuhan" untuk melegitimasi kekuasaan kaisar, mereka bisa mencabut mandat itu jika sang kaisar terbukti bersalah karena kelemahan manusiawi, pemerintahan yang buruk, atau lalim. sementara itu, menatap atau melihat langsung kepada sang kaisar sangatlah terlarang. pejabat senior sekalipun harus menundukan kepala di depannya. ketika beliau melewati jalan, tiraipun di bentangkan untuk melindungi dirinya dari tatapan publik. hanya' kasim yang lemah lembut dan amat patuh'- yang kehidupannya amat tergantung pada kaisar' yang dianggap cukup lemah sehingga hanya menjadi saksi biksu terhadap segala kekurangan dan kelemahan kaisar.
dikutip dari : 1421 saat china menemukan dunia. GAVIN MENZIES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar