arti dan sejarah prambanan
Nama asal prambanan berasal dari akar ketuhanan ajaran hindu, yaitu bhrama, bhraman, brhamana dan atman, meskipun tentang nama candi masih berbeda satu pakar dengan lainya. ahli bahasa jawa CF Winter (1839) menyebut asal kata prambanan dari Mpu Rombo, yakni tempat tinggal sang empu. J.Groneman (1887) menemukan kata ramban sejenis ramuan obat, pa-ramban-an berarti tempat untuk daun ramban. berbeda lagi H. Helftgriftz (1979) berdasar epigrafi abad ke-9 yang menyebut adanya penduduk desa parawan berkewajiban menjaga sebuah bangunan suci (kedaulatan rakyat 18/02/2006). sedang candi berasal dari kata chandika yang berarti medium sarana ibadat di india atau tempat suci peribadatan. dan pada masyarakat Hindu-Bali, istilah candi bentar berarti pintu gerbang yang menuju bangunan suci pura atau gerbang sebuah puri istana.
Candi prambanan disebut juga Larajonggrang, termasuk jenis tempat peribadatan Hindu dan perabuan raja terbesar di indonesia. sebuah prasasti yang dihubungkan dengan Larajonggrang adalah prasati siwagrha, yang menjelasakan bangunan suci telah diresmikan Bercandrasengakala wolung gunung sangwiku (Tahun saka 778) atau 856M. bangunan abad ke-9 ini mengingatkan harmoni tanah jawa dalam toleransi berbangsa dan bernegara, karena sang pendiri candi yaitu raja pikatan yang Hindu (850M) mempersunting permaisuri Pramodharwadhani yang beragama Budha, dan mempersembahkan untuknya bangunan candi plaosan sekitar 1,5 km timur candi Prambanan. ini merupakan sejaran politik yang mempertemukan dua kekuatan adidaya Rakai pikatan dari dinasti sanjaya dengan Pramodharwadhani, cucu perempuan Samaratungga keluarga Syailendra. akhirnya monumen Prambanan juga mengingatkan adanya rotasi kekuasaan saat gunung merapi diduga menenggelamkan kebesaran Mataram, dan kemudian Mpu sendok (928-949) memindahkanya ke timur menjadi cikal Singosari dan Majapahit. meskipun demikian ada pendapat berbeda, merapi tak pernah tergelincir hingga membentuk kerucut, dan colapse dikarenakan serentetan letusan besar lagi terarah. bukti adanya endapan pyroklastik atau tufa-pumis volume raksasa berumur seribu tahun itu tidak dan belum pernah ditemukan disekitar wilayah Merapi (Zen, M.T ,. 2006). bahwa tidak semua masyarakat pindah ke jawa timur tahun 929M karna bagian peradaban kuno itu masih dapat di buktikan, pembangunan candi-candi mencapai puncaknya pada abad ke-8 sampai ke-10 dan terus berlangsung hingga abad ke-13 (Mulyaningsih, 2006).
kekuatan sanjaya di kedu selatan mendahului Syailendra, kemudian terdesak ke utara berdasar prasasti kalasan 778 M. sementara prasasti canggal 732M menyebut raja yang memerintah yaitu sanjaya (732-760M) diikuti penangkaran (760-780M), warak (800-819M), Garung (819-838M) Pikatan (838-851M) kayuwangi (851-838M) Watuhumalang dan terakhir Balitung, raja yang membuat prasasti. dari prasati pendek Plaosan diketahui adanya dua raja dinasti yaitu pikatan dari sanjaya dan sri kahulungan dari syailendra yang dalam prasasti karang tengah 824M disebut sebagai Pramodharwadhani, hal ini berpengaruh pada arsitektur candi Prambanan yang puncaknya tidak berbentuk lingga melainkan ratna mirip bentuk stupa, juga adanya dewa-dewa Lokapala mirip pantheon Bhodhisattwa pada candi buddha. Hiasan binatang berkepala manusia kinara-kinari yang mengapit pohon kalpataru, merupakan makhluk khayangan menurut konsep Hindu dan binatang singa merupakan Mitologi terkait dengan dewa Siwa. hiasan bentuk muka kepala kududan jaladwara (artinya jalan pintu) bersifat dekoratif. sedang kinara-kinari adalah lambang pelengkap kosmos, karna candi sebagai manifestasi gunung Mahameru.
dikutip dari : BOROBUDUR PRAMBANAN dan Candi lainya. Andi M. Mudhiuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar